10 Lagu Daerah Aceh Berikut Lirik, Makna, Terjemahan dan Vidionya

Posted on

Artikel kali ini akan membahas secara lengkap tentang macam macam lagu daerah Acah berikut lirik dan maknanya.

Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang cukup Istimewa, ada beragam julukan serta hal-hal menarik dari salah satu kota yang mayoritas Islam ini yang perlu Anda ketahui, misalnya :

  • Gelar sebagai kota serambi mekkah, Aceh sejak dahulu kala memang dikenal sebagai pemegang teguh hukum- hukum Islam hingga sekarang.
  • Sebagai pintu gerbang untuk melakukan ibadah haji dan awal mula masuknya Islam ke wilayah Indonesia.
  • Punya ciri khas dengan kebudayaan dan nilai religiusitas yang tinggi.
  • Sebagai salah satu daerah (provinsi) yang punya peran penting dalam sejarah berdirinya negara Indonesia melalui tokoh-tokohnya maupun masyarakatnya.
  • Pemilik kesenian atau kebudayaan yang diakui UNESCO.

Dan kalau kita mau eksplor dan mencari tau lebih dalam lagi, masih ada banyak hal menarik lainnya yang akan membuat anda takjub dengan salah satu daerah pemilik daerah otonom ini.

Tapi disini saya akan fokus membahas tentang kebudayaannya saja, atau lebih spesifiknya seputar lagu tradisional Aceh. Karena tidak akan cukup seminggu saya menulis jika harus membahas semuanya.

Ok, mari kita lanjut ke pokok pembahasan, apa saja sih lagu-lagu tradisional yang ada di kota Banda ini?

Kumpulan Nama Lagu Daerah Aceh 

Kumpulan Nama Lagu Daerah Aceh 
toriqa.com

Setidaknya ada 10 lagu daerah Aceh dari berbagai daerah yang berhasil kami himpun, diantaranya yaitu :

Lirik Lagu Bungong Jeumpa Aceh

Bungong Jeumpa Bungong Jeumpa

Meugah di Aceh

Bungong teuleubeh teuleubeh

Indah lagoina

*****

Puteh kuneng meujampu mirah

Bungong si-ula indah lagoina

Puteh kuneng meujampu mirah

Bungong si-ula indah lagoina

Terjemahan

Bunga cempaka, bunga cempaka terkenal di Aceh
Bunga yang lebih, yang lebih indah rupanya

Putih kuning bercampur merah
Mekar sekuntum indah rupawan

Dalam sinar bulan, dalam sinar bulan angin ayunkan
Gugur bersusun, bersusun, yang sudah layu

Harum baunya kalau dicium
Alangkah harum si bunga cempaka

Lagu tradisional Bungong Jeumpa liriknya memakai Bahasa Aceh yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti “bungong jeumpa adalah bunga cempaka“.

Lagu ini sangat populer bahkan kedaerah-daerah lainnya diluar Aceh, jika belum pernah mendengar lagu ini, cobalah sesekali mendengarkannya.

Nah, lagu Bungong Jeumpa ini punya makna penting dalam tiap bait lagunya yang mana selaras dengan adat dan kebudayaan orang Aceh.

Dalam lagu ini, menceritakan kisah tentang semangat dan juga keindahan Tanah Aceh yang semua itu disimbolkan dalam bentuk bunga yang khas di Kesultanan Aceh.

Bunga itulah yang disebut dengan bungong jeumpa.

Sebelumnya saya juga menulis secara lengkap tentang lagu daerah Jawa Tengah, sejauh mana anda mengetahuinya? Anda yang orang Jawa ataupun pecinta budaya kurang lengkap jika belum mengetahui hal ini.

Lagu Daerah Aceh Tanoh Lon Sayang

Daerah Aceh, tanoh lon sayang.

Nibak tempat nyan, lon udep matee.

Tanoh keuneubak, indatu moyang.

Lampoh deungon blang luah bukeon lee.

Tanoh kenuneubak, na so peutimang.

Na so peuseunang, keureuja matee.

Hate nyang susah, lon rasa seunang.

Aceh lon saying, sampo’an matee.

Hate nyang susah, lon rasa seunang.

Aceh lon saying, sampo’an matee.

Terjemahan:

Daerah Aceh, tanah yang kusayang.
Di tempat itu aku hidup dan mati.

Tanah leluhur, warisan nenek moyang.
Lapangan dan sawah luas bukang main.

Selagi hidup ada yang peduli.
Ada yang menghibur saat kematian.

Hati yang susah kurasa senang.
Aceh yang kusayang sampai mati.

Makna lagu:

Lagu ini tak kalah menarik, karena dalam Lagu Aceh Lon Sayang mengandung makna akan kecintaan masyarakat Aceh terhadap tanah kelahirannya.

Sebagai salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam, sehingga masyarakatnya bisa hidup makmur dengan mengandalkan tanah dan ladang.

Nah, Lagu ini menggambarkan rasa syukur dan cinta terhadap tanah Aceh yang kaya.

Lirik Lagu Tawar Sadenge Asal Aceh

Ëngonko sô Tanoh Gayô

Si mêgah murêta dêle

Rôm batang nuyêm si ijo

Kupi bakôe

*****

Pêngënko tôk ni kôrek sô

Uêtmi ko Tanoh Gayô

Sêselên pumu ni baju

Nêtah dirimu

Lagu daerah Aceh berikutnya yang tak kalah pamor ialah lagu Tawar Sadenge. Lagu ini diciptakan oleh seorang seniman Gayo, yaitu almarhum AR Moese.

Lirik dalam lagu ini menceritakan tentang sumber daya alam yang kaya di dataran tinggi Gayo.

Lagu ini bisa dibilang merupakan suatu ungkapan rasa syukur untuk Tuhan karena telah memberikan anugerahnya berupa sumber daya alam yang melimpah.

Tahukah kamu bahwa aceh merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indoneasia, bahkan kopi disana dikenal berbeda dan sangat enak rasa aromanya.

Tidak hanya itu, jika ditelaah, lagu ini juga mengandung pesan berupa ajakan untuk masyarakat agar menjaga serta memanfaatkan semua sumber daya alam dengan sebaik mungkin serta mengelolanya tampa merusak kelestarian alam.

Lirik Lagu Saleum Dari Aceh

Salamalaikom warahmatullah

Jaroe dua blah atueh jeumala

Jaroe loen siploeh di ateuh ulee

Meuah loen lake bak kaom dum na

Jaroe loen siploeh di ateuh uboen

Salamalaikom loen tegor sapa

*****

Jaroe loen siploeh beot sikureung

Syarat uloen keun tanda mulia

Jaroe sikureung loen beut lapan

Genanto timphan ngoen asoe kaya

Jaroe loen lapan loen beuot tujoeh

Ranub lam bungkoeh loen joek keu gata

Terjemahan

Salamualaikum warahmatullah

Kedua belah tangan menangkup bejana

Sepuluh jariku ini di atas kepala

Mohon maaf kuhaturkan kepada semuanya

Sepuluh jariku ini di atas ubun

Salamualaikum ku tegur sapa

*****

Sepuluh jariku ini

Sepuluh jariku ku angkat sembilan

Sebagai syarat tanda mulia

Jari sembilan ku angkat delapan

Ganti timpahan dengan isi srikaya

Delapan jariku ku angkat tujuh

Sirih dalam bungkus ku serahkan pada tuan

Lagu Saleum ini kalau dalam bahasa Aceh artinya adalah “salam”.

Pernahkah anda mendengar lagu ini?

Lagu Saleum merupakan salah satu lagu khas Aceh yang mana didalamnya berisi ajaran dan nilai-nilai Islam, ajaran tersebut adalah anjuran untuk mengucapkan salam terhadap sesama (seakidah).

Biasanya nih, lagu Saleum dinyanyikan dalam sebuah pertunjukan bersama dengan tari-tarian daerah, terutama dalam penyambutan tamu. Lihat tentang tarian khas Aceh disini.

Lagu Saleum khas Aceh ini mencerminkan tentang masyarakat Aceh itu sendiri, dimana dalam menyambut tamu, mereka selalu menjunjung tinggi keramahtamahan sesuai dengan ajaran Islam.

Lagu “Aneuk Yatim”

Lirik Lagu :

Deungo lon kisah saboh riwayat.

Kisah baro that, baro that di Aceh Raya.

Lam karu Aceh, Aceh timu ngon barat ngon barat.

Di saboh tempat, tempat meuno calitra.

*****

Na sidroe aneuk jimoe siat at.

Lam jeut jeut saat, saat dua ngon poma.

Ditanyong bak mak, bak ma ayah jino pat, hai jino pat.

Dilon rindu that, rindu that keuneuk eu rupa.

*****

Nyo mantong hudep meupat alamat.

Ulon jak seutot, jak seutot oh watee raya.

Nyo ka meninggai, meuninggai meupat keuh jirat, e jirat.

Uloun jak siat, jak siat lon baca do’a.

*****

Udep di poma oh tan lee ayah.

Loun jak tueng, upah tueng upah, lon bri bu gata.

Ka naseb tanyo geutanyo kehendak bak Allah, bak Allah.

Adak pih susah, susah tetap lon saba.

*****

Seu’eut le poma, aneuk meutuah.

Kehendak bak Allah, bak Allah geutanyo saba.

Bek putoh asa, hai asa cobaan Allah, ya Allah.

Saba ngon tabah, ngon tabah dudo bahgia.

*****

Talakee doa, taniet bak Allah.

Ubee musibah, musibah bek le trok teuka.

Aceh beu aman, beu aman bek lee ro darah, ro darah.

Seuramoe Mekkah, Mekkah beu kong agama.

Seuramoe Mekkah, Mekkah beu kong agama…

Do Do Daidi

Lirik Lagu Do Do Daidi :

Allah hai dô dô da idi.

Boh gadông bi boh kayèe uteun.

Rayek sinyak hana peu ma bri.

‘Ayéb ngön keuji ureueng dônya kheun.

*****

Allah hai dô dô da idang.

Seulayang blang ka putôh taloe.

Beurijang rayek muda seudang.

Tajak bantu prang tabila nanggroe.

*****

Wahé aneuek bek taduek lé.

Beudöh saré tabila bansa.

Bèk tatakot keu darah ilé.

Adak pih maté poma ka rèla.

Lagu tradisional Aceh berikutnya berjudul Do Do Daidi, lagu ini menggunakan bahasa asli Aceh yang biasanya dinyanyikan seorang ibu ketika hendak menidurkan anaknya.

Jadi, sang ibu me-ninabobo-kan buah hatinya dengan melantunkan tembang tradisional ini sehingga anaknya senang, tenang dan cepat tidur.

Tak jarang juga sambil lalu menyanyikan lagu ini di beberapa acara juga dilengkapi dengan alat-alat pendukung, misalnya ija kroeng atau kain sarung, atau ija sawak yakni kain selendang, dan juga tali.

Kain tersebut nantinya akan digantungkan oleh sang ibu ke sebuah pohon atau batang kayu, selanjutnya, ibu akan menidurkan si bayi di kain tersebut sambil mengayun-ngayunkan kainnya. Sambil, lalu menyanyikan lagu Do Do Daidi.

Dalam sebuah rumah Adat Aceh yang ber-arsitektur panggung, seorang ibu juga biasanya mengikatkan ayunan bayinya di bawah lantai rumahnya. Kemudian, sang ibu bisa melaksanakan aktivitas lainnya hingga kelar sambil mengawasi si bayi yang terlelap.

Hikayat Prang Sabi

Lagu Hikayat Prang Sabi merupakan salah lagu tradisional yang dikenal sebagai lagu perjuangan oleh masyarakat Aceh.

Lagu ini mampu mengobarkan semangat dan keberanian para pejuang kemerdekaan pada saat menghadapi penjajahan bangsa Belanda.

Meski bisa dibilang lagu ini sudah berusia cukup lama, namun sekarang-sekarang ini mulai bermunculan versi terbaru dalam beberapa bahasa daerah Aceh.

Berikut ini penggalan lagu Hikayat Prang Sabi :

Tajak prang musoh beuruntoh dum sitrei nabi.

Nyang meu eungki keu Rabbi keu Po yg esa.

Musoe hantem prang syit malang ceulaka tuboh rugoe roh.

Syuruga tan roh reugoe roh balah neuraka.

Syuruga tan roh reugoe roh balah neuraka.

Lembah Alas

Sebagai lagu tradisional, lagu ini banyak digemari oleh masyarakat Aceh terutama masyarakat Suku Alas.

Lagu ini diciptakan oleh salah seorang seniman asli Aceh bernama Ebiet G Ade, dalam liriknya, lagu ini menuturkan kisah tentang sepasang kekasih yang saling menjaga perasaan dan kesetiaannya walau jarak mereka berjauhan.

Lagu ini merupakan lagu hiburan bagi masyarakat Aceh yang biasa dinyanyikan disela-sela kegiatan sehari-hari.

Lirik Lagu Lembah Alas :

Walo pe kau ndauh di mate
Tapi denoh ni ate 2x

Bakasmu ni pulo Jawe
Aku ni kutecane

Kuharap kao manjage
Kesucien cinte
Semoge cinte abadi
Soh ni wakhi pudhi

Wakhi nggo meganti minggu
Bulan meganti tahun
Metahun-tahun ndah jumpe
Namun aku tetap cinte

Kau umpame bumi aku mate
Wakhi nggo pasti kao aku sinakhi

Begedi me ku hakhap
Cintamu enggi
Bage belin cinteku
Belin atemu bangku

Sekali cinte oh tetap cinte
Sekali sayang oh tetap sayang
Walo pe kithe jakhang jumpe

I Lah Ni Ume (Ala Rune Ala Runang)

Lagu I Lah Ni Ume (Ala Rune Ala Runang) diciptakan oleh salah seorang penyair Aceh dengan menggunakan bahasa setempat, didong Gayo, Item Gamang, dari klop/grup Amruna Kampung Umang, Aceh Tengah.

Lagu ini berasal dari salah satu daerah di Aceh (Gayo) yang kepopulerannya sudah dikenal luas di Indonesia.

Dari saking populernya, hal menarik dari lagu ini ialah ketika sempat 5 minggu berturut-turut menjadi trending di acara kontes musik dangdut yang ditayangkan salah satu televisi swasta Nasional.

Nah, bagi kalian yang penasaran, berikut ini saya berikan potongan lirik lagu I Lah Ni Ume (Ala Rune Ala Runang) :

Ni kacang koro..oooo, gere tebuh uwet

Si karna kacang piet, diatas berdiang

Ala kêtis, tis

Ala kêtis, ala kêtis, tis, tang tang

Ala rune rune

Ala runang runang

Asal bêtôl kê biyak nabang

Penutup Tentang Lagu Daerah Aceh

Kita telah mempelajari dan mengetahui beberapa lagu khas Asal Aceh, seperti :

  1. Bungong Jeumpa.
  2. Tanoh Lon Sayang.
  3. Tawar Sadenge.
  4. Lagu Saleum.
  5. Aneuk Yatim.
  6. Do Do Daidi.
  7. Prang Sabi.
  8. Lembah Alas.
  9. I Lah Ni Ume.

Beberapa diantaranya sudah banyak dikenal hingga ke seluruh daerah, seperti lagu Bungong Jeumpa dan lagu I Lah Ni Ume. Yang tak kalah unik dari beragam lagu tradisional diatas ialah makna dan pesan-pesannya yang sangat mendalam.

Kita sebagai generasi penerus tidak ada masalah mengikuti arus kemajuan zaman, tapi jangan sampai melupakan jati diri kita sebagai bangsa yang berbudaya tinggi. Kita harus menghormati para seniman dan budaya kita sendiri. Cara yang paling tepat adalah dengan mempelajarinya dan memperaktekannya.

Sekian ulasan singkat ini, semoga bermanfaat. Jika anda hal-hal yang kurang atau salah, tolong diingatkan dengan memberikan saran yang membangun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *