Sejarah PSHT [ Terlengkap ] – Falsafah, Tingkatan, Makna, Senjata +Gambar

Posted on

Salam sedulur 22, salam satu gebrakan hehe..! pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Sejarah PSHT. Sebuah perguruan seni bela diri besar yang banyak mencetak para pendekar hebat.

Saya yakin para pembaca setia artikel ini adalah para pesilat PSHT atau paling tidak fans dari perguruan PSHT.

Untuk itu jangan lupa baca juga sejarah pencak silat di indonesia agar pengetahuan kita semakin luas tentang hobi dan juga budaya kita tercinta ini.

Tidak usah berlama – lama, saya yang juga berlatar belakang seni pencak silat akan share sedikit pengetahuan sejarah PSHT dengan teman- teman.

Mari ikuti terus pembahasan artikel sejarah PSHT di bawah ini:

Persaudaraan Setia Hati Terate

Pencak silat setia hati terate

Persaudaraan Setia Hati Terate di masyarakat dikenal lebih akrab dengan PSHT, SH Terate merupakan organisasi olahraga bela diri yang dibentuk oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Kemudian namanya disepakati menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate di sebuah pertemuan pertamanya di Madiun pada tahun 1948.

PSHT adalah salah satu organisasi pencak silat yang masuk dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ).

Hingga sekarang ini PSHT sudah mempunyai anggota pesilat sekitar 7 juta diseluruh indonesia dan mempunyai cabang di 236 kabupaten atau kota di Indonesia.

Selai itu, PSHT juga mempunyai 10 komisariat di perguruan tinggi dan 10 komisariat di luar negeri, seperti Malaysia, Belanda, Rusia (Moskow). Timor Leste, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Belgia dan Prancis.

Sejarah Setia Hati

Sejarah Setia Hati

Sekitar tahun 1903, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ( Pencipta pencak silat ini ) meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, atau lebih tepatnya di kawasan dekat Tanjung Perak.

Pada saat awal berdirinya perguruan ini gaya silatnya beliau beri nama djojo gendilo tjiptomuljo yang bersistem persaudaraan dengan nama sedulur tunggal ketjer.

Pada tahun 1917, Beliau kemudian pindah ke Madiun pada tahun 1917 dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di Winongo, Madiun.

Baca juga: Sejarah Tapak Suci

Sejarah PSHT ( Persaudaraan Setia Hati Terate )

Sejarah pendiri Setia hati

Dalam sejarah PSHT, Pusat pendidikan pencak silat Setia Hati terate pertama kali didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo setelah mendapat restu dari Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo pada tahun 1922.

Ki hadjar hardjo oetomo yang merupakan salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango.

Pencak silat setia hati terate ( PSHT ) diciptakan oleh Ki Ageng ngabehi soerodiwirdjo yang hingga kini sudah mempunyai anggota pesilat sekitar 7 juta diseluruh indonesia dan mempunyai 236 cabang di kabupaten atau kota se Indonesia.

Hal ini beliau lakukan karena pada saat itu ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang mempunyai status kebangsawanan. Seperti Bupati, Wedana atau Masyarakat bangsawan yang memiliki gelar raden.

Sehingga Ki Hardjo Oetomo berkeinginan agar ilmu pencak silat ini juga bisa dipelajari oleh rakyat jelata, khususnya para pejuang perintis kemerdekaan.

Niat ini disetujui oleh Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo asalkan nanti pusat pendidikan harus mempunyai nama yang berbeda.

Berdasarkan permintaan beliau juga maka dibentuk SH PSC atau Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club ).

Bagi para pengikut ki ngabehi soerodiwirjo, pembentukan ini disebut pemurtatan karena keluar dari organisasi yang lama.

Pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati kemudian mengklaim sebagai penerus ajaran yang sah dari Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo. Mereka tergabung dalam PSHW-TM (SH Winongo).

Soeratno Sorengpati merupakan salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1942 berperan penting dalam mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate.

PSHT kemudian mengubah sistem organisasinya dari yang berbentuk perguruan menjadi bentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi.

Namun meskipun dirubah, konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan.

Oleh Mas Imam Koessoepangaturus, hampir semua jurus-jurus perguruan dikembangkan agar tidak sama dengan jurus-jurus djojo gendilo tjiptomuljo milik SH Winongo yang sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti.

Pendidikan Dan Sistem Latihan PSHT

sistem latihan perguruan PSHT

Pendidikan dalam pencak silat PSHT mempunyai inti unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan, kebenaran, dan kebahagiaan.

Dalam pencak silat PSHT, materi yang diajarkan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pencak silat pemula yang meliputi:

  1. Senam massal
  2. Senam dasar
  3. Jurus, senam
  4. Jurus toya
  5. Jurus belati
  6. Krippen
  7. Silat seni tunggal, ganda dan berregu ( kelompok )

Kemudian kelompok yang kedua adalah kelompok prestasi untuk mengikuti event atau kejuaraan olahraga yang melibatkan pencak silat dengan materi tanding serta silat seni baik tunggal, ganda, maupun beregu.

Dan yang terakhir adalah kelompok Pencak Silat Bela Diri Praktis, kelompok ini biasanya diberi materi bela diri profesional, pertunjukan dan keterampilan khusus.

Falsafah Dalam Ajaran PSHT

Dalam pencak silat setia hati terate, falsafah dan ajaran utama yang diajarkan adalah:

Manusia dapat dimatikan atau dibunuh, manusia dapat dihancurkan tetapi manusia tidak bisa dikalahkan selagi manusia tersebut masih setia pada hatinya sendiri, atau ber-SH pada diri sendiri.

Diatas manusia tidak ada kekuatan apapun yang dapat mengalahkan manusia kecuali kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Ajaran tersebut tumbuh hingga menjadi keyakinan semua warga SH Terate, sehingga menjadi kekuatan tersendiri bagi para pesilat PSHT secara pribadi maupun persaudaraan.

Bagi Warga setia hati terate tidak ada apapun yang ditakuti, baik dari bangsa manusia maupun yang lain (jin, makhluk halus dan lain-lain) kecuali ketakutan (takwa) pada Tuhan Yang Maha Esa.

Berikut ini poin poin penting dari falsafah ajaran PSHT yang diambil dari ajaran leluhur jawa:

  1. “Seseorang yang memiliki jiwa ksatria hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lemah dari padanya.
  2. “Setiap rasa kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah lain jika dijalani dengan kesabaran dan lapang dada maka akan terasa sebentar saja”.
  3. “Menang tanpa mengalahkan, mendatangi tanpa kawan, sakti tanpa kesaktian dan kaya tanpa kekayaan”.
  4. “Seberapa tinggi semangatmu mencari pengetahuan, seberapa dalam dirimu menuntut ilmu,   seberapa banyak guru yang mengajarmu, tetap kembali pada dirimu sendiri”.
  5. “Jangan sok pintar karena akan salah arah, jangan suka berbuat curang karena akan celaka, yang ragu-ragu akan binasa”.
  6. “Bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi”.
  7. “Bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului dan tinggi tanpa harus menandingi”.
  8. “Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan tanpa ingin pertolongannya diketahui orang lain”.
  9. “Tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya”. Yang maknanya adalah warga PSHT berani menyakiti seseorang  memperbaiki bukan merusak apalagi membunuh.
  10. “Seberapa besarnya kesengsaraan yang dialami jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata”.

Tingkatan Dalam SH Terate

Bagi para anggota Persaudaraan biasanya mereka disebut warga, bukan Pendekar seperti pada Perguruan Silat pada umumnya.

Sebutan bagi yang sedang belajar dan berlatih adalah adik, siswa atau murid, sedangkan untuk yang sudah lulus dalam upacara pengesahan disebut Warga.

Siswa yang masih dalam tahapan belajar atau latihan harus memanggil Mas atau kakak kepada semua Warga SH Terate.

1. Siswa Pemula – PSHT

Jika ingin menjadi anggota Setia Hati Terate, seseorang harus mampu menjalankan dan melewati latihan fisik dan juga penggemblengan mental spiritual minimal 2 tahun.

Latihan selama 2 tahun itu biasanya terbagi menjadi 4 tingkatan yang masing-masing tingkatan harus ditempuh selama 6 bulan masa latihan.

2. Siswa Polos – PSHT

Siswa polos atau siswa hitam merupakan tingkatan pertama dalam PSHT, yang ditandai dengan sabuk berwarna hitam.

Warna sabuk hitam maknanya adalah kebutaan, karena pada tahap ini siswa belum mengetahui dengan baik apa itu PSHT.

Pada tahap ini biasanya siswa diajarkan pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak, gerakan, beberapa senam dan jurus.

Gerak dan gerakan yang diajarkan termasuk senam untuk tangan dan kaki yang diajarakan secara terpadu.

Sedangkan jurus pada tingkatan ini diajarkan 1 hingga 2 pukulan, tendangan dan pertahanan, 30 senam dan 5 sampai 6 jurus.

3. Siswa Jambon – PSHT

Bagi siswa Polos yang berhasil lulus ujian kenaikan tingkat akan naik menjadi Siswa Jambon yang ditandai dengan sabuk berwarna merah jambu.

Warna merah muda memiliki arti keragu-raguan, jambon juga melambangkan sifat matahari yang terbit atau sifat matahari yang terbenam, yaitu sifat yang mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih belum sempurna.

Pada tahapan ini siswa akan diajarkan tentang pemahaman dan pengamalan ajaran Setia Hati.

Selain itu juga diberi penambahan kemampuan gerak hingga gerakan menjadi 3 sampai 4 pukulan, tendangan dan pertahanan, 45 senam dan 13 jurus.

4. Siswa Ijo – PSHT

Bagi siswa Jambon yang lulus dalam ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Ijo.

Siswa ijo ditandai dengan memakai sabuk berwarna hijau, warna hijau melambangkan keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu.

Pada tingkatan ini siswa akan diajarkan penambahan kemampuan gerak hingga gerakan menjadi 5 sampai 6 pukulan, tendangan dan pertahanan, 60 senam dan 15 hingga 20 jurus.

5. Siswa Putih – PSHT

Bagi siswa setia hati, siswa putih merupakan tingkatan tertinggi yang di tandai dengan sabuk putih di pinggangnya yang ukurannya sama dengan polos, jambon dan ijo.

Semua gerak dan gerakan tangan dan kaki, baik berupa pukulan, tendangan, pertahanan, senam, jurus termasuk toya, teknik kuncian dan cara melepaskan diri dari tekanan dan pernafasan sudah diberikan semua kecuali jurus ke-36.

Pada tingkatan ini siswa sudah matang baik dari segi rohani dan mental sehingga sudah siap untuk naik menjadi warga untuk gemblengan lebih lanjut.

6. Warga – PSHT

Warga merupakan tingkatan tertinggi dalam perguruan setia hati terate, tingkatan warga terbagi menjadi 3 tingkatan, seperti berikut ini:

Warga Tingkat Pertama ( Satria )

Warga tingkat pertama latihannya berfokus untuk pembangunan fisik. Melalui sistem gerakan fisik terampil (Pencak), siswa belajar untuk menggunakan tubuh mereka secara efektif.

Warga merupakan tingkatan tertinggi PSHT yang terbagi menjadi tiga tingkatan, yakni satria, ngalindra dan pandhita.

Warga tingkat pertama dibagi menjadi dua tingkatan yang harus dilalui, yaitu ikat pinggang sabuk warga pertama dan ikat pinggang slendang. Setiap selesai dari satu tahap diakhiri dengan ujian.

Warga Tingkat Dua ( Ngalindra )

Warga tingkat dua lebih fokus terutama pada latihan teknik silat dan lebih menekankan latihan penyerang menggunakan teknik fisik.

Pada tingkatan ini siswa juga belajar untuk menggunakan kekuatan batin secara efektif melalui konsentrasi, teknik dan meditasi pernapasan.

Selain itu biasanya pada tahap ini kekuatan bela dirinya bisa sangat mematikan, oleh karena itu hanya diajarkan kepada pemegang PSHT dari Gelar Pertama Putih Slendang.

Ilmu ini diajarkan pada warga tingkat pertama ikat pinggang selendang yang bertahun-tahun terlatih disiplin, berkemauan tinggi dan secara karakter mampu menguasai seluruh ilmu silat setia hati terate.

Sistem latihan pada warga tingkat kedua Putih Slendang adalah pembangunan fisik pada dasarnya 50% dan perkembangan mental 50%.

Warga Tingkat Tiga ( Pandhita )

Terakhir untuk warga tingkat ketiga hanya ditujukan untuk beberapa yang dipilih, yaitu bagi mereka yang dapat bundel semua kekuatan positif yang sudah mereka pelajari dan menerapkannya untuk kepentingan kemanusiaan.

Pada level warga tingkat ketiga, 95% spiritual dan pembangunan fisik 5%.

Saat ini, di indonesia terdapat sekitar 300.000 pemegang sabuk pertama putih slendang dan ada sekitar 160 pemegang sabuk kedua putih slendang.

Di indonesia, hanya ada satu orang yang sudah memiliki gelar ketiga putih slendang, beliau adalah ketua PSHT, Mas Tarmadji Boedi Harsono Mas, sedang yang lain sudah pergi mendahului.

Makna Lambang PSHT

Makna Lambang PSHT ( Persaudaraan setia hati terate )
Pandu

Berikut ini filosofi dari Persaudaraan Setia Hati Terate serta beberapa konsep dan simbol lambang perguruan PSHT.

1. Segi Empat

Dalam lambang perguruan SH Terate terdapat gambar segi empat panjang yang bermakna Perisai, perisai berarti adalah benteng atau petahanan diri.

Seorang anggota warga PSHT harus mampu membentengi diri sendiri dari berbagai macam bentuk ancaman jasmani maupun rohani.

Selain itu, segi empat ini juga melambangkan 4 arah mata angin dan ditambah 1 sebagai porosnya

2. Warna Hitam

Warna Hitam melambangkan sebagai kekekalan dan keabadian.

Sesuai dengan semboyannya, Selama Matahari masih bersinar, selama Bumi masih dihuni oleh Manusia, selama itu pula Setia Hati tetap jaya, kekal dan abadi selama-lamanya.

3. Persaudaraan

Konsep dalam persaudaraan ini dapat diartikan sebagai “persaudaraan” kepada semua, menunjukkan  visi dan misi bahwa semua orang adalah saudara dan saudari.

Saling menghormati, solidaritas dan kerjasama juga merupakan bentuk persaudaraan yang dapat menyatukan berbagai budaya, ras, kepercayaan dan afiliasi politik.

Persaudaraan terhadap semuanya disamping persaudaraan dengan sesama warga SH Terate adalah juga persaudaraan terhadap sesama umat Manusia.

3. Setia Hati

Setia Hati memiliki makna “setia terhadap hati” nya sendiri, oleh karena itu setia hati harus selalu jujur pada hatinya sendiri dan orang lain, dalam semua keputusan hidup.

Bagaimanapun, emosi – emosi ini harus selaras dengan kondisi rasional seseorang.

Apa yang terbesit dalam hati nurani harus menjadi pemikiran sebagai dasar bagi perkataan maupun tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.

Jika setiap unsur diatas tidak harmonis, maka setiap keputusan dan tindakan akan berakhir dengan kesalahan.

4. Hati Bersinar

Hati bersinar melambangkan kebersihan hati, sinar yang berasal dari dalam hati ini adalah representasi simbolis dari konsep persaudaraan.

Yaitu menyalurkan pikiran yang baik atau perasaan kepada orang lain.

Putih yang berarti cinta dan kebersihan batin.

Garis merah di sekitar Hati merupakan simbol pertahanan diri, satu bercita-cita untuk persaudaraan dan bahwa yang satu dapat menawarkan orang lain, tanpa harus mengorbankan diri sendiri.

Artinya cinta, kasih dan sayang terhadap sesama ada batasnya, cinta, kasih dan sayang yang tidak terbatas dapat menjerumuskan diri sendiri pada kehancuran.

5. Terate

Dalam lambang setia hati terate terdapat bunga teratai, bunga ini dapat hidup di darat dan di air.

Bunga teratai melambangkan ketahanan, tekad dan kemampuan untuk beradaptasi. Bunga ini dapat hidup berkembang dan bertahan disegala kondisi.

Di udara, di dalam air, dalam kondisi kering ataupun basah, begitu juga dengan warga PSHT juga sama, harus mampu beradaptasi dan mengatasi segala kesulitan yang dihadapinya.

Seperti bunga terate yang hidup, meskipun banyak pengaruh negatif dari lingkungannya, siswa PSHT harus mampu mempertahankan kebersihan batinnya.

Bunga terate dapat hidup dan mekar di daerah berlumpur, tapi mempertahankan keindahan dan kemurnian.

6. Garis Merah Tegak

Pada lambang PSHT terdapat garis merah vertikal yang ditemukan di sisi kiri lambang, diapit pada setiap sisi menjadi garis putih.

Garis merah tegak ini melambangkan jalan yang lurus, melambangkan pertumbuhan mental dan spiritual dari siswa atau warga PSHT yang lurus dan menegakkan kebenaran.

Setelah proses pengesahan menjadi warga Pertama, calon warga mengucapkan sumpah untuk mengikuti jalan ini dan sesuai dengan aturan-aturan tertentu perilaku.

Apabila warga PSHT melakukan pelanggaran terhadap sumpahnya maka ada konsekuensi yang harus diterima.

 Jenis Senjata PSHT 

Senjata-senjata yang digunakan dalam pencak silat setia hati terate merupakan kombinasi senjata adat yang mereka bawa ke Indonesia dari seluruh benua Asia.

Dari beberapa senjata yang digunakan terdapat senjata yang awalnya adalah alat yang digunakan untuk Berladang.

Hampir setiap setiap pencak silat tradisional di indonesia menggunakan gaya senjata sebagai berikut:

1. Pisau Dan Belati

Sejarah PSHT

Senjata ini berupa pisau pendek tanpa bentuk atau panjang tertentu.

2. Golok Dan Parang

Golok merupakan jenis pedang dengan ukuran pendek, atau parang bermata pisau satu-sisi.

Parang ini merupakan jenis pedang yang sudah akrab digunakan oleh masyarakat luas dan kedua senjata ini pada awalnya digunakan sebagai alat-alat pertanian.

3. Trisula

Senjata Trisula dalam perguruan setia hati

Dalam sejarah PSHT dikenal juga senjata trisula yang merupakan jenis senjata dengan bentuk mirip garpu logam tiga cabang.

Panjang senjata ini bervariasi biasanya antara 25–65 cm. Senjata trisula ini diperkirakan berasal dari India.

4. Toya

Toya merupakan senjata dengan bentuk tongkat kayu, toya umumnya terbuat dari rotan.

Panjang senjata ini juga bervariasi yaitu sekitar 1,5-2 meter, tetapi lebih efektif apabila sedikit lebih pendek dari orang yang menggunakannya, namun ada juga toya yang panjangnya antara 3,5 dan 5,0 cm.

Selain senjata – senjata yang disebutkan di atas, sebagian besar gaya pencak silat juga menggunakan senjata khas mereka sendiri yang lebih spesifik, seperti di PSHT senjata berikut ini juga digunakan:

5. Celurit

Celurit merupakan istilah sebuah senjata di Indonesia untuk sabit.

Senjata ini pada awalnya merupakan alat pertanian yang berasal dari pulau jawa. Senjata ini berbentuk setengah bulan sabit berbahan baja.

6. Krambit

Jenis jenis senjata dalam pencak silat setia hati

Krambit merupakan salah satu jenis senjata dalam pencak silat berupa cakar bermata pisau dua sisi dengan bentuk setengah bulan.

PSHT merupakan satu-satunya aliran pencak silat yang menggunakan senjata ini.

Tokoh – Tokoh Penting Dalam Sejarah SH Terate

Sepanjang sejarah PSHT berdiri, terdapat tokoh – tokoh penting yang sangat berperan dalam  berdiri dan berkembangnya pencak silat setia hati terate hingga kini.

Berikut ini tokoh – tokoh penting dibalik berdirinya nama besar PSHT:

  1. Ki Ngabehi Soero Dwiryo ( Pencipta PSHT dan guru besar PSHT )
  2. Ki Hadjar Hardjo Oetomo ( Guru besar )
  3. Soeratno Soerengpati ( Guru besar )
  4. Soetomo Mangkoedjojo ( Guru besar )
  5. Irsyad ( Guru besar )
  6. Imam Koesoepangat ( Guru besar )
  7. Tarmadji Boedi Harsono ( Guru besar )
  8. Kolonel Inf (Purn.) Richard Simorangkir ( Guru besar )

Mungkin cukup demikian pembahasan sejarah PSHT kali ini, semoga dapat bermanfaat terutama bagi yang sedang mencari informasi seputar sejarah PSHT.

Dengan mengetahui sejarah PSHT semoga latihannya semakin bersemangat karena dengan kalian latihan, kalian sudah mempersiapkan diri menghadapi segala situasi yang tidak diinginkan nantinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *