37+ Upacara Adat Jawa Timur Seputar Pernikahan, Kandungan & Kematian

Posted on

Artikel ini akan membahas tuntas tentang daftar Upacara Adat Jawa Timur beserta masing-masing sekelumit sejarahnya, asal daerahnya di Jawa Timur, makna dan kandungan filosofinya dan bagaimana perkembangannya hingga sekarang.

Berbicara tentang upacara adat, untuk mempermudah pembahasan ini saya akan membaginya menjadi:

  • Upacara adat yang berhubungan dengan adat pernikahan dan kehamilan.
  • Upacara adat yang berkenaan dengan tradisi kelahiran anak.
  • Upacara adat yang berhubungan dengan upacara kematian.
  • Berbagai ritual maupun tradisi lain yang mungkin untuk masyarakat di luar Jawa Timur (bahkan masyarakat Jawa Timur sendiri) belum banyak yang tau.

Kita akan membahasnya dalam sekilas artikel yang saya sajikan khusus dari berbagai sumber terpercaya untuk menambah wawasan kita tentang kekayaan budaya Negara kita ini, OK lets go.

Upacara Adat Jawa Timur Kelahiran

Masyarakat daerah Jawa Timur mempunyai sebuah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh setiap keluarga, khusunya kaum ibu pada saat sebelum melahirkan dan setelah melahirkan anaknya.

Nah, beragam prosesi atau kebiasaan yang harus dijalani pada saat proses lahiran ini meliputi beberapa tahapan, diantaranya:

Lurung Ari-Ari

Upacara Adat Jawa Timur Kelahiran
toriqa.com

Semuanya pasti tau apa itu ari-ari, nah lurung ari-ari ini merupakan proses upacara adat malarung atau menghanyutkan si jabang bayi tersebut.

Dalam proses lurung ari-ari dari si jabang bayi ini dihanyutkan ke laut bersama dengan bunga 7 rupa, kendi, jarum serta sehelai kain putih.

Cara melakuan tradisi ini ialah dengan memasukkan ari-ari tersebut ke dalam subuah kendi yang dibungkus kain putih atau mori dan juga jarum, setelah itu dimasukan ke dalam tanah didalam rumah atau depan rumah.

Kendi tersebut dimakamkan disekitar tanah / rumah yang masih dekat dengan sang jabang bayi yang baru lahir tersebut.

Sunatan

Tradisi sunatan Jawa
toriqa.com

Menurut sejarah maupun sumbernya, Sunatan ini sebenarnya adalah adat asli dari agama Islam.

Pasalnya secara umum hanya orang – orang muslim lah yang banyak dan taat melakukannya, dan ini memang perintah agamanya, begitu juga pada masyarakat di daerah Jawa Timur.

Pada saat seorang anak sudah mau menginjak usia remaja (bahkan ada yang masih balita), si anak ini akan segera disunat, inilah yang di Jawa Timur dikenal dengan dengan tradisi khitanan yang termasuk dalam upacara adat Jawa Timur.

Hal ini juga berlaku dan masuk dalam daftar salah satu upacara adat Jawa Barat.

Nah, bagi anda yang punya anak dan sudah ada rencana mau disunat, jangan lupakan beberapa hal penting berikut ini ya:

  • Si anak harus punya kemauan yang bulat untuk siap di sunat, sebab ada banyak fakta yang mengatakan anak itu dipaksa buat disunat, dan itu kurang baik buat anak.
  • Pastikan kondisi fisik anak dalam keadaan fit, sehat fisik dan rohaninya, terutama pada psikologisnya.
  • Memilih waktu terbaik untuk sunatan anak, misalnya saat liburan sekolah dan waktu-waktu bagus lainnya.

Fungsi memotong ujung kuncup kemaluan untuk anak laki-laki adalah agar tidak menyisakan sebuah najis pada bagian kemaluan pada saat buang air kecil.

Nah, menariknya di Jawa Timur itu ada prosesi sendiri dalam melakukan ritual sunatan ini, dimana ada semacam selametan sebelum melakukan prosesi khitanan yang bertujuan agar diberi kelancaran pada saat sunatan dan juga agar dijadikan oleh Allah SWT sebagai anak yang sholeh.

Jika anda tertarik, lihat juga kumpulan tarian adat Jawa Tengah, pelajari dan ketahui bagaimana ciri khas serta keunikan dari masing-masing tarian tersebut.

Tedhak Sinten

Tradisi tandak sinten jawa timur
toriqa.com

Tradisi adat Jawa Timur berikutnya adalah Tedhak sintek, yaitu salah satu tradisi yang dilakukan dengan adanya sebuah kepercayaan sebagian warga setempat bahwa telah memiliki kekuatan gaib.

Sebagian masyarakat juga percaya bahwa tanah Jawa khususnya Jawa Timur dijaga oleh Bethara Kala.
Maka dari itu, si anak perlu untuk dikenalkan kepada Bethara Kala si penjaga tanah Jawa tersebut melalui upacara Tedhak Sinten tersebut.

Tujuannya adalah agar Bethala Kala tidak marah, maka dilaksanakan tradisi adat ini selama bertahun-tahun oleh masyarakat setempat.

Sepasaran

Tradisi Sepasaran khas Jawa Timur
toriqa.com

Berikutnya ada tradisi Sepasaran di Jawa Timur yang mana tradisi ini biasa dilakukan oleh setiap keluarga yang telah diberikan momongan atau anak.

Waktu melakukan tradisi ini ialah pada saat si jabang bayi baru berusia 5 hari.

Tujuan dilakukannya tradisi Sepasaran ini adalah sebagai ungkapan rada syukur dari pihak keluarga si bayi karena telah di berikan momongan.

Sebenarnya selain menjadi tradisi yang sudah berlangsung lama di Jawa Timur, Sepasaran ini juga terdapat di daerah Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Asal mula dari upacara adat ini (sapasaran) memang asli dari masyarakat Jawa Timur dari jaman dulu.

Makna atau asal kata dari tradisi Sepasaran berasal dari kata sepasar yang artinya lima hari, waktu mengadakan syukuran lahirnya bayi ke dunia. 

Brokohan

Upacara Brokohan
toriqa.com

Brokohan juga termasuk salah satu tradisi yang dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan selamat.

Dalam prosesi acara Brokohan ini, nanti pihak keluarga akan mengundang warga sekitar, sanak, dan juga saudara terdekat untuk bersama-sama ikut mensyukuri atas kedatangan bayi yang baru lahir tersebut.

Pihak keluarga juga akan menyajikan nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya untuk para tamu yang di undangan datang kerumah sohibulhajjah.

Apakah anda termasuk yang merayakan tradisi ini? Sebagai warga masyarakat Jawa Timur yang paham tradisi, tentunya anda pasti menjalankan adat ini bukan.

Babaran

Upacara adat Jawa Timur berikutnya adalah Babaran yang merupakan salah satu upacara sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi yang lahir dengan selamat dalam proses persalinan beserta ibunya.

Asal kata Babaran sendiri memang berasal dari kata Bahasa Jawa kuno yang berarti melahirkan.

Kemudian seiring dengan berkembangnya zaman, sebagian dari masyarakat sudah mulai meninggalkan tradisi ini, mereka mengganggap bahwa acara-acara seperti ini tidak terlalu penting untuk dilakukan.

Jika anda tertarik, lihat juga kumpulan tarian adat Jawa Tengah, pelajari dan ketahui bagaimana ciri khas serta keunikan dari masing-masing tarian tersebut.

Tingkeban

Tradisi Tingkeban jawa timur
toriqa.com

Pitonan atau dikenal juga dengan Tingkeban juga termasuk salah satu tradisi upacara selamatan di Jawa Timur, terlebih dibeberapa daerah di daerah pedesaan.

Masih banyak masyarakat yang meyakini bahwa pitonan atau tingkeban ini akan membawa keselamatan dan kesejahtaraan untuk keluarga, karena memang tujuannya untuk menunjukan rasa syukur atas umur anak yang ada di dalam kandungan yang sudah berusia 7 bulan.

Pitonan atau tingkeban ini dapat dilakukan untuk meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberi kelancaran pada saat proses lahiran.

Acara ini dapat dilakukan dengan cara selametan berkumpul bersama orang-orang terdekat dan juga terdapat berbagai suguhan yang diberikan oleh keluarga yang mempunyai hajat tersebut.

Selain dengan cara seperti diatas, terdapat juga sebagian masyarakat pada saat mitoni dengan cara memandikan si calon ibu yang sedang hamil menggunakan air dari tujuh sumur berbeda.

Ada juga yang membuat rujakan pada saat acara mitoni tersebut.

Upacara Adat Jawa Timur Kematian

Setelah membahas tuntas beberapa tradisi adat Jawa Timur tentang kandungan dan kelahiran anak, maka berikutnya kita akan membahas beberapa upacara adat Jawa Timur yang berkaitan dengan kematian yang masih eksis dijalankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Timur.

Tradisi yang dilakukan saat ada sanak famili, kerabat maupun tetangga yang meninggal sebenarnya adalah percampuran akulturasi budaya yang sudah ada sebelum agama Islam masuk ke tanah Jawa.

Ada banyak tradisi dan kebudayaan yang sudah berkembang dan mengakar pada masyarakat Jawa yang mana menurut catatan sejarah, kebudayaan tingginya kebudayaan Jawa terbagi menjadi tiga karakteristik, yaitu:

  • Kebudayaan Jawa pra Hindhu-Buddha.
  • Kebudayaan Jawa masa Hindhu-Buddha.
  • Kebudayaan Jawa masa kerajaan Islam.

Nah, berkaitan dengan ajaran syiar agama Islam yang berangsur-angsur masuk dibawa oleh para wali di tanah Jawa dengan menggunakan berbagai metode yang unik maka masyarakat menjadi lebih menerimanya.

Dan keadaan itu juga mempermudah para wali melakukan akulturasi salah satunya berupa tradisi kematian.

Lalu apa saja tradisi atau upacara yang dilakukan oleh orang Jawa ketika sedang ada kematian? berikut ini adalah tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Timur, diantaranya:

Tahlilan

Sejarah Tradisi Tahlilan Jawa
toriqa.com

Tahlilan juga bisa dibilang termasuk upacara adat Jawa Timur atau tradisi proses kirim doa kepada seseorang yang sudah meninggal dunia supaya arwahnya bisa mendapatkan ketenangan dan juga tempat yang terbaik di sisi Tuhan atau Allah Swt.

Sejarah tradisi tahlilan bahkan sudah ada sejak zaman Hindhu – Budha yang tentunya bacaannya sesuai dengan ajaran agama Hindu.

Setelah agama Islam datang dan menyiarkan ajarannnya di tanah Jawa, lambat laun tradisi masih tetap, namun yang diubah hanya bacaan dan niat yang cara Islami.

Umumnya di Jawa Timur itu tradisi tahlilan dijalankan pada hari ke-1, ke-3, ke-7 berturut – turut setiap hari.

Dan di hari ke – 40 juga diadakan doa bersama mengundang tetangga sekitar beserta seluruh kerabat. Demikian juga pada hari ke -100, dan juga ke – 1000, yang mana ada istilah satu tahun kematian hari meninggalnya almarhum/mah si fulan.

Meski demikian tradisi di Jawa timur tetap tidak berlaku di seluruh daerah maupun masyarakat, hanya saja daerah tertentu dan juga dengan aliran tertentu yang melakukan tradisi ini.

Ada beberapa istilah yang masih digunakan oleh orang Jawa dalam sebuah tradisi kematian, diataranya yang sudah lumrah:

Geblakan atau Surtanah

Geblakan adalah salah satu tradisi berupa tahlilan (mandoakan seseorang yang sudah meninggal) pada saat hari kematiannya tersebut.

Nelung Dina atau Hari Ke-3

Nelung dina maksudnya adalah hari ke-3 meninggalnya seseorang yang mana diadakan sebuah tradisi atau kebiasaan dengan cara mendoakan seorang yang meninggal di hari ke tiga

Mitung Dina atau Hari Ke-7

Mitung dina maksudnya adalah istilah tradisi mendoakan seseorang yang sudah meninggal secara berjamaah pada saat hari ke-7 meninggalnya almarhum.

Matang Puluh atau Hari-40

Matang puluh maksudnya adalah hari ke 40 kematian seseorang yang mana di harike-40 nya ini diadakan hajatan keluarga mengundang banyak orang untuk berdoa bersama.

Nyatus Dina atau hari ke-100

Nyatus dina maksudnya adalah hari ke -100 meninggalnya seseorang. Di hari ke-100 nya ini pihak keluarga secara umum di Jawa Timur juga akan mengadakan doa bersama untuk almarhum dan memberi makan (sedekah) terhadap tamu undangan yang ditujukan terhadap almarhum.

Mandak Pisan

Mendak pisan adalah istilah kuno dari sebuah tradisi di Jawa Timur yang mana didalamnya diadakan acara doa bersama untuk memperingati meninggalnya salah satu pihak keluarga (almarhum).

Mendak Pindo

Tradisi Mendak pindo juga mirip dengan mendak sepisan, hanya saja ini dilakukan pada saat hari ke-1000 setelah hari kematian seseorang tersebut.

Mungguhan

Munggahan atau oleh sebagian besar masyarakat menyebutnya sekarang dengan sa’banan merupakan kebiasaan masyarakat daerah Jawa Timur untuk sholat dan doa bersama pada bulan sya’ban.

Pada momentum itu juga masyarakat juga berdo’a untuk para arwah leluhur mereka yang sudah meninggal.

Macam Macam Ritual, Tradisi dan Upacara Adat Jawa Timur

Sederhanannya, ritual ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk maksud dan tujuan tertentu.

Di Jawa Timur sendiri, sejak masih jaman nenek moyang hingga sekarang ada banyak kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun. Tradisi yang demikian tentunya tidak lepas dari sebuah sejarah atau kejadian yang terjadi pada zaman dahulu.

Untuk orang-orang Jawa secara umum mereka menjalankan tradisinya sendiri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi, pada saat tidak melakukan upacara yang telah di wariskan kepada nenek moyang terdahulu.

Berikut ini selengkapnya berkenaan dengan daftar upacara adat Jawa Timur yang telah menjadi sebuah tradisi atau ritual sejak zaman nenek moyang:

Upacara Adat Jawa Timur Kebo-keboan

Upacara Adat Jawa Timur Kebo-keboan
toriqa.com

Mungkin masih belum banyak yang tau bahwa hampir setiap tahun masyarakat daerah Banyuwangi berusaha untuk menjaga sebuah tradisi kemurnian dan juga kesakralan budaya mereka, salah satunya Kebo-keboan.

Asal-usul dari tradisi kebo-keboan ini sebenarnya berasal dari banyaknya sebuah musibah pageblok kala itu.

Konon di kala itu, banyak masyarakat terkena wabah penyakit dan juga penyakit yang menyerang tanaman yang merugikan warga daerah tersebut sehingga banyak dari warga yang meninggal dan juga kelaparan akibat adanya penyakit misterius tersebut.

Nah, ketika wabah penyakit tersebut sedang parah-parahnya menyerang masyarakat, salah satu dari sesepuh bernama mbah Karti mendapat wangsit atau mimpi dari semedinya di sebuah bukit untuk melakukan kebo-keboan dan juga mengangungkan Dewi Sri.

Singkat cerita, setelah melakukan ritual itu terjadilah sebuah keajaiban yang tak disangka, ada banyak sekali warga yang awalnya bahkan sakit parah mendadak menjadi sehat, begitu juga dengan hama yang menyerang tanaman warga juga hilang tidak tau kemana.

Sejak saat itulah ritual kebo-keboan terus dilestarikan oleh masyarakat daerah itu, kemudian muncul perasaan resah dan juga takut jika tidak melakukan tradisi kebo-keboan tersebut.

Upacara Adat Jawa Timur Ruwatan

Ruwatan juga masuk dalam daftar kebiasaan atau tradisi Jawa Timur yang dilakukan dengan cara mengharapkan agar dijauhkan dari nasib buruk atau kesialan.

Ruwatan sendiri mengandung filosofi mensucikan diri dari segala sesuatu hal yang buruk atau hal yang tidak diinginkan serta membuang sial atau menyelamatkan orang dari berbagai gangguan tertentu.

Selain sudah lumrah di Jawa timur, tradisi ini juga meluas hingga ke daerah yogyakarta.

Upacara Adat Jawa Timur Muludan

Upacara Adat Jawa Timur Muludan
toriqa.com

Muludan merupakan salah satu tradisi atau kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan oleh mayoritas masyarakat Jawa Timur.

Pelaksanaannya sendiri biasanya dilakukan pada tanggal 12 bulan maulud, beda dengan tradisi sekaren yang dilakukan pada tanggal atau dihari-hari khusus di bulan Maulud.

Pada dasarnya Maulidan dan ritual sekaten ini hampir sama, perbedaannya mungkin di tata cara memperingati dan juga tanggal-tanggalnya.

Jika ditelisik lebih jauh, baik dari sejarah maupun sumber-sumbernya, Tradisi adat Jawa Timur yang satu ini (Maulidan) berasal dari ajaran Islam untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Upacara Adat Jawa Timur Skaten

Untuk tradisi Skaten ini tidak banyak sumber yang menjelaskan secara detail, namun yang pasti tradisi ini adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa yang berpegang teguh terhadap agama Islam.

Hampir mirip dan bisa dikatakan sama dengan tradisi Maulidan yang berada di beberapa tempat, tradisi sekaren di Jawa Timur dijalankan untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Upacara Adat Jawa Timur Larung Sesaji

Upacara Adat Jawa Timur Larung Sesaji
toriqa.com

Upacara adat Larung sesaji pelaksanaannya berbeda dengan upacara adat Labuh sesaji.

Larung sesaji adalah sebuah tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur yang berada di daerah pesisir pantai utaran dan pantai selatan Jawa.

Dalam pelaksanaannya, upacara ini bisa dilakukan dengan cara menghanyutkan berbagai macam sesajen ke laut dalam rangka sebagai tanda rasa syukur dari hasil tangkapan ikan selama mereka melaut.

Umumnya upacara larung sesaji dijalankan pada tanggal 1 muharram atau satu suro.

Upacara Adat Jawa Timur Kasada

Upacara adat Kasada merupakan salah satu upacara yang telah berasal dari masyarakat Suku Tengger. Tujuan dari upacara Kasada ini yaitu sebagai salah satu rasa syukur masyarakat suku Tengger kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sejarah / asal usul dari tradisi Kasada ini bermula sejak diadakannya upacara untuk memperingati pengorbanan seorang Raden Kusuma anak dari Jaka Seger dan Lara Anteng.

Pelaksanaan upacara adat ini dilakukan setiap tanggal 14 hingga tanggal 16 bulan Kasada atau pada saat bulan purnama tampak dilangit secara setahun sekali.

Upacara ini dilakukan dengan melarung hasil bumi masyarakat ke dalam kawah Gunung Bromo, dan seiring berjalannya waktu, upacara ini juga terus berkembang menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger.

Upacara Adat Jawa Timur Ruwah Desa

Ruwah Desa merupakan salah satu jenis upacara adat Jawa Timur yang tetap dijalankan setiap Bulan Ruwah sebelum masuk bulan Ramadhan.

Tradisi Ruwah Desa bertujuan untuk mendoakan nenek moyang mereka yang sudah berjasa mendirikan atau Babad desa tersebut.

Selain dimaksudkan untuk mendoakan para leluhur, tradisi Ruwahan juga dilakukan dengan niat untuk meminta agar selalu di beri keselamatan dan ketentraman bagi penduduk desa.

Upacara Adat Jawa Timur Unan-Unan

Upacara Adat Jawa Timur Unan-Unan
toriqa.com

Upacara adat Unan-Unan ini telah lama menjadi tradisi yang kukuh dijalankan oleh Suku Tengger yang tinggal di kaki gunung Bromo.

Tujuan masyarakat setempat melakukan upacara ini adalah agar makhluk halus dan juga berbagai malapetaka bisa dijauhkan dari wilayah perdesaan mereka.

Tradisi unik ini biasa dijalankan setidaknya 5 tahun sekali berdasarkan penanggalan Suku Tengger untuk mensucikan desa mereka.

Upacara Adat Jawa Timur Likuran

Tradisi khas masyarakat Jawa Timur yang satu ini berupa tradisi yang biasa dilakukan setiap tanggal atau hari ke 21 di bulan puasa.

Adapun maksud dari tradisi ini sebenarnya hampir sama seperti peringatan malam Nuzulul Qur’an atau turunnya Al-Quran, hanya saja dengan cara yang berbeda-beda.

Mudunan atau Lebaran

Berikutnya ada tradisi unik dari Jawa Timur yaitu likuran, tradisi ini biasanya diadakan setiap tanggal ke 21 bulan Ramadhan pada tradisi Mudunan ini dilakukan pada hari raya Idul Fitri lebih tepatnya yaitu tanggal 1 Syawal.

Bagi mayoritas masyarakat Jawa Timur, Mudunan atau Lebaran ini dilakukan dalam rangka sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebelum melakukan tradisi Mudunan ini biasanya mereka melakukan nyekar ke makam para leluhur mereka.

Upacara Adat Jawa Timur Kasodo

Upacara Adat Jawa Timur Kasodo
toriqa.com

Upacara adat Kasodo merupakan salah satu tradisi di Jawa Timur berupa pelemparan sesaji ke kawah Gunung Bromo oleh mayoritas masyarakat Suku Tengger.

Tradisi ini dilakukan setiap bulan purnama.

Tradisi ini bertujuan untuk meminta agar panen masyarakat bisa berlimpah serta meminta pertolongan pada yang maha kuasa sebagai tolak balak atas berbagai macam penyakit.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat Suku Tengger yang lain harus berada pada tebing kawan dan juga meraih untuk menangkap sesaji yang telah dilemparkan ke dalam kawah tersebut.

Tradisi Kasada adalah serangkaian upacara adat persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur Suku Tengger yang digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam Penanggalan Jawa.

Upacara Adat Jawa Timur Grebegan

Tradisi berikutnya ada Grebegan yang merupakan salah satu tradisi adat yang memiliki sifat kesyukuran, dilakukan bersama-sama oleh masyarakat suku Jawa dengan tokoh utamanya yaitu seorang Raja.

Upacara adat ini biasanya digelar setidaknya tiga kali dalam datu tahun, pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 12 Mulud, 1 Syawal, dan juga tanggal 10 bulan ke-12 Masehi.

Dalam prosesi upacara ini, nanti sang raja mengeluarkan sedekahnya berupa hasil alam seperti sayuran dan juga sejenisnya.

Sedekah yang diberikan biasanya berupa sebidang kerucut seperti gunung, yang akan di perebutkan oleh masyakat.

Upacara Adat Jawa Timur Weton

Wetonan artinya adalah hari kelahiran, jadi wetonan ini menjadi salah satu peringatan atau perayaan orang Jawa terhadap hari kelahirannya tersebut.

Memang hampir sama dengan ulang tahun, upacara adat wetonan ini lebih menggunakan penanggalan Jawa, yang bertujuan untuk meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Uniknya, hampir semua orang Jawa sudah tidak asing dengan Istilah perhitungan weton yang biasa digunakan untuk mengetahui watak seseorang dan kecocokan pasangan.

Upacara Adat Jawa Timur Nakokake

Nakokake juga merupakan sah satu prosesi upacara adat Jawa Timur dimana seorang laki-laki yang ingin melamar seorang wanita pujaanya dengan cara menanyakan atau Nakokake kepada orang tua, sama dengan meminta sebuah restu kepada orang tua.

Nah, dalam proses Nakokake ini, nanti biasanya akan ditanyakan beberapa hal, seperti kondisi status dari sang gadis pujaannya apakah dirinya sudah mempunyai pasangan, pendamping atau masih single.

Upacara Adat Jawa Timur Piningsetan

Upacara Adat Jawa Timur Piningsetan
toriqa.com

 

Piningsetan juga merupakan salah satu upacara adat atau kebiasaan yang dilakukan untuk melamar gadis pujaan.

Kata peningsetan sendiri berasal dari kata dasar Singset dari bahasa Jawa Kuno yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.

Setelah melakukan uppacara Nakokake seperti yang dijelaskan diatas, dan ternyata hasilnya sang pujaan masih single, maka prosesi selanjutnya yaitu pingsetan.

Nah, dalam prosesnya pihak keluarga si pria akan datang ke pihak keluarga si wanita.

Tradisi piningsetan ini secara sederhananya juga bisa dibilang proses ramah tamah yang disertai dengan acara makan bersama rombongan dari pihak laki-laki dan juga pihak perempuan.

Hal ini adalah hal yang wajib dilakukan sebelum pernikahan digelar sebagai pertanda salah satu momen serius bagi pihak laki-laki dan juga pihak wanita.

Slametan Kenduren

Tradisi Slametan merupakan salah satu upacara adat Jawa Timur yang tetap konsisten dijalankan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas suatu kebaikan.

Selain itu, upacara Slametan ini juga bertujuan menolak bala,menjaga sanak famili yang jauh agar terhindar dari mara bahaya.

Tradisi ini akan banyak kita temukan di daerah Jawa Timur bagian timur dan Madura.

Upacara Adat Jawa Timur Ngurit

Ngurit merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Jawa Timur yang berprofesi sebagai petani.

Tradisi ini mungkin sudah lumrah kita temukan yang mana kebiasaan ini dilakukan sebagai salah satu wujud rasa syukur dan juga berdoa agar benih padi dari petani dapat tumbuh dengan baik.

Biasanya, setelah masyarakat selesai Ngurit, para petani menunggu beberapa hari, sampai musim tandur atau menanam tiba.

Upacara Adat Jawa Timur Seblang

Upacara Adat Jawa Timur Seblang
toriqa.com

Upacara adat unik khas Jawa Timur lainnya yaitu Seblang. Upacara Seblang ialah salah satu tradisi adat yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Suku Using di daerah banyuwangi.

Nah, istilah dari Seblang seblang sendiri adalah singkatan dari Sebele Ilang atau sialnya hilang.

Adapun makna dari upacara ini adalah sebagai upaya masyarakat dalam rangka meminta pertolongan tolak balak agar aman, tenteram, dan juga berbagai kesialan hilang dari desa Suku Using tersebut.

Pelaksanaan upacara Using ini biasanya berlangsung pada hari ke Tujuh setelah hari raya Idul Fitri.

Ulasan Singkat Tentang upacara Adat Jawa Timur

Setiap daerah di Indonesia ini punya banyak sisi keunikan dari daerahnya masing -masing, jika sekarang kita belajar banyak hal tentang Upacara Adat Jawa Timur ada apa aja, tapi tahukah anda jika di daerah lain juga punya banyak hal yang serupa, misalnya saja ada upacara dan tradisi daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Upacara dan adat sendiri ialah kebiasaan masyarakat yang sudah ada sejak turun temurun sejak masa nenek moyang,dan terus dilestarikan ke-exsistensiannya hingga sekarang.

Di Jawa Timur sendiri juga ada banyak sekali tradisi, upacara dan adat istiadat yang tentunya semua itu mengandung kisah, makna dan tujuan yang sangat arif. Tidak mungkin ada dan bertahan hingga kini secara asal-asalan.

Contoh kecil saja dari daftar Upacara adat Jawa Timur yaitu selamatan yang banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Timur bagian timur dan Madura.

Tradisi ini benar-benar exsis dengan tujuan:

  • Memberikan kelebihan rizki yang didapat untuk dibagikan.
  • Meminta doa dari ustad untuk mendoakan keluarga agar selalu diiringi keselamatan dan terhindar dari berbagai bencana.
  • Sebagai wujud rasa syukur sekaligus meminta berbagai bentuk nikmat yang berkah.
  • Sebagai kebiasaan berbagi sehingga sesama tetangga bisa bersama-sama memperoleh atau merasakan apa kita rasakan.

Mungkin cukup sekian apa yang bisa saya share tentang ulasan Upacara Adat Jawa Timur yang harus kalian ketahui.

Semoga dengan adanya ulasan diatas setidak nya bisa membantu semua masyarakat Indonesia, terlebih para generasi muda untuk lebih mengenal sekaligus melestarikan kebudayaan asli Negara Indonesia tercinta ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *